Isu SARA menjadi ancaman serius bagi proses demokrasi dalam Pilkada Serentak 2018 maupun Pemilu 2019. Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengungkap partainya sering menjadi sasaran black campaign (kampanye hitam) pihak tak bertanggung jawab.
Tuduhan yang disebarkan tak main-main, PDIP kerap difitnah sebagai partai yang tak ramah terhadap Islam hingga partai komunis.
“Kami paling sering mendapat tuduhan sebagai partai yang tadi dikatakan tidak ramah pada Islam, partai komunis, partai pendukung PKI atau partai kafir, dan lain-lain black campaign,” kata Basarah dalam jumpa pers di sela-sela sekolah partai, di Wisma Kinasih, Jalan Tapos Raya, Depok, Minggu (28/1).
Namun tuduhan tak berdasar itu, kata Basarah, tidak akan menggoyahkan partainya dalam memenangkan calon kepala daerah yang diyakini justru akan membawa perubahan bagi masyarakat.
“Saya kira Ibu (Megawati) kokoh menjelaskan kepada calon kepala daerah dan masyarakat,” imbuh anggota DPR itu.
Menurut Basarah, PDIP merupakan partai yang menjunjung tinggi sila ketuhanan sesuai ajaran Bung Karno. Sebagai bentuk bukti nyata PDIP sebagai partai religius-nasionalis, Basarah mencontohkan Baitul Muslimin yang didirikan Megawati sebagai sayap Islam dari partainya.
" Ideologi PDIP adalah partai yang menjunjung tinggi sila ketuhanan, sila ketuhanan yang diajarkan Bung Karno." - Ahmad Basarah
“Kalau dikatakan tidak pro Islam, Ibu Mega tidak mungkin mendirikan Baitul Muslimin sebagai sayap Islam di PDIP, yang bertugas mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam dan kebangsaan,” tutur Basarah.
Untuk itu, Basarah meminta agar isu SARA tidak dieksploitasi saat Pilkada 2018 maupun Pemilu 2019. “Aturan main melarang eksploitasi isu SARA, maka seluruh peserta pilkada mulai dari calon partai, sebaiknya jangan mengkapitalisasi isu sara,” tegasnya.
Sumber : kumparan.com || PojokQQ || Bandarq99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar