"Saya akan segera menyerahkan berkas ke KPK tentang korupsi yang dilakukan Fahri Hamzah… Insya Allah bukti yang akan saya serahkan ini cukup untuk membuat Fahri jadi tersangka… " ujar Nazaruddin seusai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (19/2/2018). Sumber kutipan Nazaruddin dapat diakses di sini.
Cengang! Mantan bendahara umum Partai Demokrat yang diketuai oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa ia akan segera melaporkan wakil ketua DPR Fahri Hamzah dalam kasus korupsi e-KTP kepada KPK.
Kita tahu selama ini bahwa KPK adalah momok yang paling ditakuti oleh Fahri Hamzah. Semakin KPK menjauh, Fahri Hamzah berteriak semakin keras. Namun ketika KPK mendekat, Fahri mendadak hening. Karakter seperti ini, mengingatkan saya kepada… Selengkapnya…
Nazaruddin mengatakan ia memiliki cukup bukti untuk menjadikan Fahri Hamzah sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Ia mengatakan bahwa Fahri Hamzah insya Allah akan dijadikan tersangka, ketika bukti-bukti yang dimiliki oleh Nazaruddin dilimpahkan kepada KPK.
Saat ini kita tahu bahwa ada UU MD3 yang disahkan oleh para anggota DPR secara sepihak, bukan karena kesepakatan bersama antara DPR, Presiden, dan terutama rakyat. Sebagai rakyat Indonesia, UU MD3 adalah sebuah pelemahan terhadap suara rakyat.
Justru dengan UU ini, sifat anti-kritik menjadi sangat mengerikan. Inilah yang dinamakan kelahiran Orde Baru. Seharusnya mahasiswa seperti Zaadit bisa melakukan demonstrasi dan menduduki kantor DPR-RI.
Namun di manakah Zaadit zaad ini? Jika Zaadit zaat ini tidak keluar, sudah fix bahwa ia adalah orang suruhan, yang mengatakan bahwa dirinya netral. Netral rupa mu!.
Kembali ke kasus korupsi e-KTP, kita melihat bahwa selama ini Fahri Hamzah begitu khawatir dan membenci KPK. Beberapa statement Fahri mengenai KPK sangat memojokkan KPK. Bahkan ia pernah mengatakan bahwa dirinya akan memberantas korupsi jika satu tahun menjadi presiden.
Saya rasa, ini adalah statement yang paling tidak jelas. Mengapa? Karena alih-alih ingin memberantas korupsi, ia justru kemungkinan besar dicomot, dicaplok, dan dicubit KPK. Hahaha. Dicubit apanya ya biar kapok?
Fahri Hamzah selama ini merasa dirinya baik-baik saja, sebelum Nazaruddin bernyanyi. Setelah nama SBY disebut oleh Firman Wijaya, kuasa hukum Setya Novanto, Nazaruddin pun mulai bernyanyi dan menyebut nama “Fahriosa”, eh.. Itu mah seriosa yak?
Ketika nyanyian Fahriosa dikumandangkan dan terdengar oleh Fahri Hamzah benaran, Fahri pun reaktif dan memberikan respons yang sudah bisa ditebak. Ia ingin menyerang Nazaruddin. Terbukti Fahri semakin mirip dengan sesuatu yang galak ketika diganggu. Apakah itu? Silakan tebak sendiri.
Intinya begini, ketika jauh, sesuatu itu galak. Namun ketika sudah dekat, sesuatu itu mulai ketakutan, dan jika terancam, terkadang ia “menggigit”. Untuk jawabannya, saya serahkan kepada para pembaca Seword yang sudah pintar-pintar.
"Nazaruddin jangan dijawab, tapi diserang saja, sebab dia bawa pesan orang lain. Kalau saya ada kasus, kenapa 2018? Saya akan bongkar terus persekongkolan mereka," ucap Fahri yang mulai ketakutan. Sumber kutipan Fahri dapat diakses di sini.
Ancaman Fahri akan membongkar persekongkolan mereka, merupakan statement yang tidak jelas. Apa yang mau dibongkar, padahal dirinya sedang dibongkar. Ibarat seorang perempuan yang ditelanjangi di depan umum, perempuan itu masih bisa berkata “Sini saya telanjangi balik.”
Ya buat apa gitu loh? Nama sudah disebut, artinya KPK akan memasang kuda-kuda siap menciduk Fahri Hamzah jika memang bukti dari Nazaruddin cukup kuat.
Pantas saja selama ini Fahri Hamzah sangat tidak suka kepada KPK. KPK dianggap main hakim sendiri, padahal ada pengawasan dari DPR terhadap KPK. Ini adalah manifestasi ketakutan Fahri Hamzah yang ternyata menyembunyikan sesuatu. Mulutnya yang selama ini mencibir KPK, mulai dibungkam oleh Nazaruddin, tersangka kasus korupsi e-KTP. Inikah yang dinamakan “konspirasi langit”?
Sebenarnya Fahri Hamzah sudah harus sadar, bahwa dirinya tidak bisa berlama-lama bermain di dunia politik. Kita tahu bagaimanapun juga, Fahri ini mantan aktivis mahasiswa, yang kebetulan masuk PKS, kebetulan dipecat dan tak dianggap, dan pada akhirnya, namanya kebetulan disebut. Sekali lagi, selamat datang di dunia korupsi e-KTP, Fahri.
Betul kan yang saya katakan?
Sumber : Seword.com || PojokQQ || JadiQQ || DataPoker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar